Kabupaten Nganjuk terdapat
di Provinsi Jawa Timur, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten
Bojonegoro di utara, Kabupaten Jombang di timur, Kabupaten Kediri dan
Kabupaten Ponorogo di Selatan, serta Kabupaten Madiun di barat.
Kabupaten Nganjuk dikenal dengan sebutan Kota Angin. Penamaan Nganjuk
awalnya dari kata “Anjuk”, karena proses bahasa, atau merupakan hasil
proses perubahan morfhologi bahasa, yang menjadi ciri khas dan
struktural bahasa Jawa. Perubahan kata dalam bahasa Jawa ini terjadi
karena gejala usia tua dan gejala informalisasi, disamping adanya
kebiasaan menambah konsonan sengau “NG” (nasalering) pada lingga kata
yang diawali dengan suara vokal, yang menunjukkan tempat. Hal demikian
inilah yang merubah kata “Anjuk” menjadi “Nganjuk”.
Kabupaten Nganjuk memiliki kerajinan
tekstil yang memiliki ciri khas tersendiri, yaitu kain Batik Nganjuk.
Batik merupakan salah satu pesona asli karya Indonesia yang telah diakui
oleh UNESCO sebagai made in Indonesia yang telah universal. Sejarah
bermulanya kegiatan membatik di daerah ini belum pasti tahun berapa.
Batik Nganjuk memiliki motif yang khas seperti motif stupa atau motif
monumen anjuk ladang atau jatastamba. Batik motif ini cocok digunakan
untuk semua acara baik formal maupun non formal.
Ragam Motif Batik Nganjuk
Sumber: http://portal-nasional.com
Setiap motif memiliki keunikan, filosofi
dan cerita tersendiri, salah satunya batik motif monumen anjuk ladang.
Batik motif anjuk ladang sangat fleksibel, bisa hadir dengan konsep
lawasan yang cenderung mengangkat gambaran alam dengan warna natural,
cokelat, hitam dan putih. Atau bahkan bisa diangkat dengan konsep batik
modern dengan warna-warna menyala, merah, kuning, oranye, hijau. Hal
yang menjadi ciri khusus batik itu, terdapat gambar prasasti anjuk
ladang sebagai titik sentral motifnya. Sementara prasasti Anjuk Ladang
yang ada di batik itu mengisahkan tentang masa pemerintahan Empu Sindok,
Raja Mataram Hindu yang bergelar Sri Maharaja Sri Isnaya Wikrama
Dharmottunggadewa, memerintahkan Rakai Hinu Sahasra, Rakai Baliswara
serta Rakai Kanuruhan pada tahun 937 untuk membangun sebuah bangunan
suci bernama Srijayamerta. Bangunan itu sebagai pertanda penetapan
kawasan Anjuk Ladang yang kemudian nama ini menjadi "Nganjuk" sebagai
kawasan swatantra atas jasa warga Anjuk Ladang dalam peperangan.
Batik Nganjuk Motif Monumen Anjuk Ladang
Sumber: http://www.surabayapost.co.id
Proses pembuatan Batik Nganjuk tak jauh
berbeda dengan prose pembuatan batik di daerah lain yaitu ditulis dengan
mengunakan canting dan lilin yang dilelehkan sehingga bisa ditorehkan
di kain. Namun ada yang membedakan Batik Nganjuk dengan batik yang
lainnya yaitu sang pembuatnya adalah kebanyakan laki-laki. Proses
membuat kain batik tulis dibutuhkan waktu selama lima hingga tujuh hari.
Namun juga tergantung dari proses pewarnaannya. Semakin banyak warna
yang dipakai, tentu juga makin rumit pembuatannya dan lebih lama
jadinya. Untuk Batik Anjuk Ladang sendiri dibuat menggunakan cap atau
stempel untuk membatik, karenanya prosesnya juga lebih mudah dan lebih
cepat. Saat ini ada dua macam stempel sebagai cap khas Nganjuk. Dari
motifnya bisa diketahui kalau di stempel tersebut ada gambar tugu Anjuk
Ladang (jayastamba) sebagai ciri khasnya. Namun selain cap khas Nganjuk
juga disediakan cap bermotif lainya yang sudah bersifat umum.
Proses Membatik
Sumber: http://www.bppnfi-reg4.net
Dalam
membuat kain batik Anjuk Ladang, proses pengerjaannya dikerjakan oleh
kaum laki-laki. Mulai dari pengecapan di atas kain putih dengan stempel.
Kemudian dicolet dengan warna tertentu sesuai selera atau pesanan.
Kemudian dipopok. Artinya motif yang sudah dicolet diberi malam (lilin)
agar warnanya tidak ikut pudar atau ikut terkena warna lain. Dalam
proses pemopokan ini, pembatik menggunakan canting untuk memopok bagian
dari kain dengan warna tertentu. Setelah dipopok, kain direbus agar
malam jadi luntur dan kain kelihatan warna aslinya. Setelah itu barulah
kain direndam dan dibilas dengan air dingin. Lalu dijemur di luar atau
diangin-angin. Tidak terlalu rumit namun perlu ekstra teliti dan
hati-hati dalam pembuatannya. Karena kain batik yang sudah terkena cap
tidak bisa diulang kembali.
Batik Anjuk Ladang
Sumber: http://batikkhasnganjuk.wordpress.com
Selain motif anjuk ladang, Batik Ngajuk
juga terdapat motif lainnya, diantaranya yaitu motif daun meniran, ikan
kiper, daun tiwel, katak-katak, sera rumput, sunduk sate, tumpal bunga
akasia, dan masih banyak motif yang lainnya.
Ragam Motif Batik Nganjuk
Sumber: http://portal-nasional.com
Batik Nganjuk cenderung berwarna cerah,
kain batik ini merupakan salah satu kain andalan masyarakat Nganjuk
untuk memperkenalkan salah satu budaya daerah khas Nganjuk. Batik khas
Nganjuk banyak digunakan oleh para pelajar mulai tingkat SD, SMP sampai
dengan tingkat SMA di wilayah Kabupaten Nganjuk.
Jika Sahabat Fitinline berkunjung ke
Kota Nganjuk, silakan mampir di Dekranasda yang berada di Jl. Basuki
Rahmat, anda dapat melihat secara langsung proses pembuatan Batik
Nganjuk dan juga membeli Batik Nganjuk.
Semoga bermanfaat.